Sebuah pertanyaan
sepele, tapi untuk menjawabnya butuh perjalanan yang sangat panjang. Disini
saya akan mencoba menjabarkan secara agak detail perjalanan tersebut. It’s been a while..
4
years ago..
Pertengahan Januari
2012, saya berangkat lebih pagi dari biasanya, pukul 5.45 pagi. Bukan karena
saya orang yang rajin, tapi karena mulai semester baru saat itu diadakan
“pemantapan” (semacam kelas tambahan bagi kelas 12) mulai pukul 6 sampai jam 7
pagi.
Saya berangkat bersama
Yusuf dan Defta, teman sekost saya (ya, karena jarak dari rumah ke sekolah bisa
sampai satu jam karena jauh, saya ngekost). Sesampai di sekolah, seperti biasa
kami sekelas ngobrol-ngobrol. Sampai akhirnya ada yang nyeletuk.
“abis lulus mau pada
kuliah dimana nih?”
Ada yang menjawab
pasti, ada yang menjawab dengan awalan “kayanya”, ada yang terdiam dengan
tertawa kecil. Saya termasuk golongan yang terakhir. Sampai saat tersebut saya
belum memilih dengan pasti akan kuliah dimana.
Karena perjalanannya
panjang sekali, saya bagi beberapa part. SNMPTN Undangan, SNMPTN tulis, dan
SIMAK UI. Kalo tulisan ini kepanjangan
saya bagi-bagi juga.
- SNMPTN Undangan
Di SMA saya suka
hitung-hitungan, saya sangat suka matematika. Akhirnya terbesit ide memilih
jurusan matematika. Yang bingung adalah memilih universitasnya. Pendaftaran
SNMPTN undangan tiba. Karena saya termasuk yang diharuskan daftar oleh sekolah,
saya dituntut memilih universitas.
Dipilihlah UI (Universitas Indonesia),
sebagai pilihan pertama, kenapa? Menurut saya UI terbaik di Indonesia (saat
itu, dan menurut saya), dan teman saya banyak yang milih, setidaknya ada temen.
Hehehe..
Pilihan kedua jatuh ke
UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) di Bandung, alasannya karena saya
tertarik dengan profesi pengajar (bisa dosen atau guru) dan ingin kuliah di Bandung,
ini murni keinginan saya. Bukan ikut-ikutan. Daftarlah saya ke guru BP/BK.
Setelah menunggu
beberapa bulan, pengumuman tiba. Seingat saya saat itu tepat ketika SMA saya
pelulusan. Setelah dinyatakan lulus, saya dan teman-teman sekelas makan-makan
di rumah teman saya Aang di daerah Kadugede, Kuningan. Tersirat kabar bahwa
pengumuman SNMPTN undangan akan diumumkan pukul 18.00 sore. Saya nyantai aja,
gak tegang, gak grogi, woles.
Acara saat itu
makan-makan, ngobrol-ngobrol dan ada sebagian yang corat-coret baju. Saya gak
bawa baju seragam,karena pelulusan pake baju batik bebas. Tapi tetap saja ada
anak-anak yang bawa baju seragamnya untuk dicorat-coret, buat kenang-kenangan
katanya. Baju saya gak dicorat-coret, tapi saya corat-coret baju orang. Hehehe..
Saat itu saya sudah tak
lagi ngekost. Acara saat itu sampai sore hari, sekitar jam 5 sorean. Saya
pulang ke rumah kemungkinan sampai jam setengah 7. Berarti ngelewat jam 6 sore
dimana itu waktu pengumuman undangan. Saya tetap nyantai. Ditengah jalan waktu
menunjukkan jam 6 lebih. Hp saya sudah
mulai getar dan bunyi, mungkin sms dari teman-teman menanyakan lolos atau
enggak pikir saya.
Sesampainya di rumah,
benar saja, banyak sms dari teman-teman. Saya belum lihat pengumuman, karena gak
ada koneksi internet di rumah. Maklum rumah saya di pelosok hehehe. Saya
akhirnya sms teman saya Yusuf, minta tolong bukain pengumuman di website. Dia
bales.
“oke jar”
“hatur nuhun suf”
(terima kasih suf)
Yusuf kembali bales.
“hampura nya jar,
hasilna teu lolos. Tetep semangat jar” (maaf jar hasilnya gak lolos)
Saya balas kembali
dengan terimakasih.
Entah kenapa saya gak
merasa terlalu kecewa saat itu. Nyesek ada,tapi tak terlalu. Masih ada SNMPTN
tulis gumam saya.
Dan ternyata baru
nyesek ketika tahu ada beberapa teman-teman yang diterima. Saya berpikir,
mereka bisa kok saya enggak. Dan ternyata yang pilih UI yang diterima 2 orang,
dan mereka juara paralel semua di SMA. Tiga orang keterima di IPB, 1 di UGM, 1
di Unsoed, dan 1 di Undip. Dulu seingat saya ada 9 orang yang keterima di
SNMPTN undangan, satu lagi saya lupa. Mohon maaf kalo ada yang gak kesebut ya..
Dari pengalaman saya
belajar beberapa hal, diantaranya :
“SNMPTN Undangan gak
cuma harus pintar dan nilai bagus, tapi butuh juga strategi”
“Jika dalam satu
kesempatan kita gagal, percayalah masih ada kesempatan lain”
Karena tulisan ini
sudah kepanjangan, maka pengalaman selanjutnya (SNMPTN tulis) akan saya post di
tulisan berikutnya, so stay tune! See ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran dan kritik bisa dituliskan disini.